Pelayan Pilih Kasih

Dear Minggu,

Hari ini saya beserta anak-anak mendatangi sebuah grosir penjual kebutuhan sembako dan makanan ringan, toko grosir tersebut bukan waktu kali pertama dalam membanjakan sebagian dari kebutuhan rumah. Ya, boleh dikatakan langganan ke toko tersebut.

Para Pembeli tak hanya datang dari rumah tangga saja namun menjadi tempat para pedagang di kampung halaman masing-masing.

Sebagai toko grosir, katakan saja toko Jaya yang di miliki oleh sepasang suami istri memiliki 4 pelayan di dalamnya.

Ironisnya, di hari menuju siang, saat matahari belumlah mencapai puncaknya saya tiba ya pembeli belum ramai hanya 3 orang saja, sebagai  pembeli saya menulis kebutuhan di kertas bekas dus toko yang tersedia di samping itu saya mengumpulkan sebagian kebutuhan makanan yang bisa saya gapai untuk di simpan di meja owner kasir, belanjaan saya tidak begitu banyak hanya 10 item saja yang kemudian saya serahkan kepada seorang pelayan laki-laki untuk mengumpulkan barang yang ada di list, tapi disinilah awal mula saya merasa kesal dan bt.

Mengapa?

Detik demi detik, menit demi menit saya melewatinya dalam penantian yang sia-sia.

Mengapa? 

Karena Pelayan yang membawakan list belanjaan saya hanya membawanya saja ke dalam sementara ia melayani gadis berpenampilan trendi, alis ngadaplok, bibir merah pipi merona.

Akh... Apa itu yang menjadi pusat perhatiannya? Hingga mendahulukan melayani pembelanjaan dari pada saya?

Haruskah saya menor dulu agar hak antrian saya tidak dijegal?!

Tidak!!!!

Heiii kamu...!

Ohh ternyata baru toh?!!

Bekerja sambil belajar ya!

Jangan sampai kami yang antri dari awal terjegal karena penampilan semu ihhhhh....


*FSN342022*



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU LALAT

Rezeki Langit

Motivasi Informatif